Sabtu, 21 April 2012

I LOVE YOU ASTY PESEK

- Cinta yang tak pernah habis untuk dibicarakan, entah berapa ribu bahkan jutaan kata-kata mutiara tentang cinta untuk diucapkan, direnungkan, dikhayalkan, namun belum tentu bisa direalisasikan. Entahlah, cinta memang aneh dan bisa diungkapkan dengan kata-kata mutiara cinta sesuai dengan situasi dan kondisi. Kumpulan kata-kata mutiara cinta dibawah ini mungkin bisa memberi inspirasi bagi anda untuk mengungkapkan betapa dalam cinta anda pada si dia.
cinta sebenarnya tidak buta, cinta adalah suatu yang murni, luhur dan di perlukan, yang buta adalah bila cinta itu menguasai dirimu tanpa suatu pertimbangan.


Bukan laut namanya jika tidak berombak, bukan cinta namanya jika tidak pernah terluka, bukan kekasih namanya jika hatinya tidak merasa rindu dan cemburu.


Cinta bukanlah dari kata-kata tetapi dari sekumpulan keinginan diberikan kepada hati yang memerlukan. tangisan juga bukanlah pengobat cinta karena dia tidak mengerti perjalanan hati nuranimu.


Kejarlan cita-cita sebelum cinta, apabila tercapainya cita-cita maka dengan sendirinya cinta itu akan hadir.


cinta sering kali lari apabila kita mencari, tetapi cinta juga sering kali di biarkan pergi apabila ia menghampiri.


cinta pertama adalah kenangan, cinta kedua adalah pelajaran, dan cinta yang seterusnya adalah satu keperluan karena idup tanpa cinta bagaikan sayur tanpoa garam, karena itu jagalah cinta yang di anugerahkan itu sebaik-baiknya agar ia terus mekar dan wangi sepanjang musim.


kecewa bercinta bukan berarti dunia sudah berakhir. Masa depan yang cerah berdasarkan pada masa lalu yang telah di lupakan, kamu tidak dapat melangkah dengan baik dengan kehidupan kamu sampai kamu melupakan kegagalan kamu dan rasa kekecewaan itu.


Hanya di perlukan waktu semenit untuk menafsir seseorang, sejam untuk menyukai seseorang dan sehari untuk mencintai seseorang, tetapi diperlukan waktu seumur hidup untuk melupakan seseorang.


Hidup tanpa cinta seperti makanan tanpa garam. oleh karena itu, kejarlahcinta seperti kau mengejar waktu dan apabila kau sudah mendapatkan cinta itu, jagalah ia seperti kau menjaga dirimu.  Sesungguhnya cinta itu adalah anugrah tuhan yang maha esa.


dalam sebuah percintaan, jangan kamu sesali perpisahan tetapi sesali lha pertemuan, karena tanpa adanya pertemua tidak akan pernah ada perpisahan. menikahlah dengan orang yang lebih mencintai diri kita daripada kita mencintai diri orang itu, itu lebih baik dari pada menikahi orang yang kita cintai tetapi tidak menyintai diri kita adalah lebih mudah mengubah pendirian diri sendiri daripada mengubah pendirian orang lain.


cinta yang suci dapat di lihat dari pengorbanan seseorang, bukanlah dari pemberian semata.


ibarat kala kehilangan cinta itu seumpama kehilangan permata di lautan luas yang tidak bertepi dan harus di lupakan.


cinta tak selalu bersama jodoh, tetapi jodoh yang selalu bersama cinta.


Kata pujangga, cinta letaknya di hati, meski tersembunyi, namun getarnya jelas sekali. Ia mampu mempengaruhi fikirannya sekaligus mengendalikan gerakan kita sehingga kadangkala kita melakukan hal terbodoh tanpa kita sadari.


cinta dimulai dengan senyuman, tumbuh dengan dekapan dan sering kali berakhir dengan air mata.





Jumat, 20 April 2012

Kemitraan dan Kesejahteraan Manusia Dalam Promosi Kesehatan


BAB 1
  1. Pendahuluan

Indonesia Sehat 2010” yang telah di rencanakan oleh Departemen Kesehatan, mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonsia yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan prilaku yang sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil, dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Untuk mewujudkan visi “Indonesia Sehat 2010” tersebut telah di tetapkan empat misi pembangunan kesehatan.
  1. Menggerakkan pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan.
  2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
  3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau.
  4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat beserta lingkungannya.


BAB II. ISI
  1. Pengertian dan Prinsip Kemitraan

Di Indonesia istilah kemitraan masih relatif baru, namun demikian praktiknya demikian di masyarakat sebenarnya sudah terjadi sejak zaman dahulu. Sejak nenek moyang, kita telah mengenal istilah gotong royong yang sebenarnya esensinya kemitraan. Sebab melalu kerja sama dari berbagai pihak, baik secara individual maupun kelompok, mereka membangun jalan, jembatan, balai desa, pengairan dan sebagainya. Kemudian gotong-royong sebagai praktik “kemitraan individual” ini berkembang menjadi koperasi, koalisasi, aliansi, jejaring, (net working), dan sebagainya. Istilah-istilah ini sebenarnya perwujudan dari kerjasama antar individu atau kelompok yang saling membantu, saling menguntungkan dan bersam-sama untuk meringankan pencapaian suatu tujuan yang telah mereka sepakati bersama.
Robert Davies, ketua eksekutif, “the prince of wales bussiness Leader Forum” merumuskan: “Partnership is a formal cross sector relationship between individuals, groups, or organizations who:
  • Work together to fulfil an obligation or undertake a specific task.
  • Agre in advance what to commit and what to expect.
  • Review the relationship regularly and revise their agreement as necessary, and
  • Share both risk and the benefits”.
Dari pembahasan ini dapat ditarik suatu prinsip umum kemitraan. Kemitraan adalah suatu kerjasama formal antara individu-individu, kelompok-kelompok, atau organisasi-organisasi untuk mencapai suatu tugas atau tujuan tertentu. Dalam kerjasama tersebut ada kesepakatan tentang komitmen dan harapan masing-masing, tentang peninjauan kembali terhadap kesepakatan-kesepakatan yang telah di buat, dan saling berbagi, baik dalam resiko saling menguntungkan yang di peroleh. Dari batasan ini terdapat tiga kata kunci dalam kemitraan, yakni:
  1. Kerja sama antara kelompok, organisasi, individu,
  2. Berasama-sama mencapai tujuan tertentu (yang disepakati berasama),
  3. Saling menanggung risiko dan keuntungan.

Mengingat kemitraan adalah bentuk kerja sama atau aliansi, maka setiap pihak yang terlibat di dalamnya harus ada kerelaan diri untuk bekerja sama, dan melepaskan kepentingan masing-masing, kemudian membangun kepentingan bersama. Oleh sebab itu membangun sebuah kemitraan, harus di dasarkan pada hal-hal berikut:
  1. Kesamaan perhatian (common interest) atau kepentingan.
  2. Saling mempercayai dan saling menghormati.
  3. Tujuan yang jelas dan terukur.
  4. Kesediaan untuk berkorban, baik waktu, tenaga, maupun sumber daya yang lain.


Prinsip-prinsip kemitraan

Dalam membangun sebuah kemitraan ada 3 prinsip kunci yang perlu dipahami oleh masin-masing anggota metriaan, yakni.
  1. Persamaan (equity)
Individu, organisasi, atau instiusi yang telah bersedia menjalin kemitraan harus merasa “duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi”. Bagaimana besarnya suatu institusi atau organisasi, apabila sudah bersedia untuk menjalin kemitraan harus merasa sama. Oleh sebab itu di dalam forumkemitraan asas demokrasi harus di junjung, tidak boleh satu anggota memaksakan kehendak kepada yang lain karena merasa lebih tinggi, dan tidak adanya dominasi kepada yang lain.
  1. Keterbukaan (transparancy)
Keterbukaan maksudnya adalah apa yang menjadi kekuatan atau kelebihan dan apa yang menjadi kekurangan dan kelemahan masing-masing anggota harus di ketahui oleh anggota yang lain. Demikian pula berbagai sumber daya yang harus di miliki oelh anggota yang satu harus di ketahui oleh anggota yang lain. Dengan saling keterbukaan ini akan menimbulkan rasa saling melengkapi dan saling membantu antara anggota (mitra).
  1. Saling menguntungkan (mutual benefit)
Menguntungkan disi bukan yang di maksud dengan materi atau uang, teapi lebih kepada nonmateri. Saling menguntungkan disini lebih dilihat dari kebersamaan atau sinergis dalam mencapai tujuan bersama. Ibarat mengangkat barang atau beban 50kg, diangkat bersama-sama oleh n4 orang jelas akan lebih ringan di bandingkan dengan mengangkat sendirian. Upaya promosi kesehatan dalam suatu komunitas tertentu, jelas akan lebih efektif bila di lakukan melalui kemitraan beberapa institusi atau organisasi daripada hanya oleh satu institusi saja.




Salah satu hal yang menonjol dari program Vic Health ini adalah unsur swasta (perusahaan rokok) ikut membiayai kegiatan promosi kesehatan tanpa adanya iklan rokok baik dari radio, TV, maupun surat kabar. Bahkan tanpa adanya iklan terselubungmaupun terang-terangan baik dari lapangan olahraga maupun pertunjukan seni. Caranya adalah pemerintah menarik pajak rokok setinggi-tingginya, kemudian lebih kurang 5 % dari hasil pajak rokok tersbut di serahkan ke Vic Health untuk membiayai kegiatan-kegiatan promosi kesehatan antara lain: memberikan seponsor kepada pertandingan olahraga, pentas seni, dan lomba-lomba yang lain.

  1. Kerangka berpikir kemitraan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam mengembangkan kemitraan di bidang kesehatan terdapat tiga institusi kunci organisasi atau unsur pokok yang terlibat di dalamnya. Ketiga institusi pokok tersebut adalah:
  1. Unsur pemerintah. Unsur ini terdiri dari berbagi berbagai sektor pemerintah yang terkait dengan kesehatan, antara lain: kesehatan sebagai sektor kuncinya, pendidikan, pertanian, kebutuhan, lingkungan hidup, industri dan perdangan, agama, dan sebagainya.
  2. Dunia usaha atau unsur swasta (private sectors) atau kalangan pemimpin berbagai perusahaan.
  3. Unsur organisasi nonpemerintah atau sering disebut ornop atau “non goverment organization”, (NGO), yang meliputi 2 unsur penting, yakni: a) unsur Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Organisasi Masal (Ormas) termasuk yayasan bidang kesehatan, b) organisasi profesi seperti IDI, PDGI, IAKMI, PPNI, dan sebagainya.

Di dalam institusi pemerintah itu sendiri, misalnya departemen kesehatan terdiri dari berbagai program, yang seyogianya terlebih dahulu melakukan jaringan kerja lintas program juga. Setelah itu di kembangkan kemitraan yang lebih luas yang melibatkan sektor pemerintahan yang lain, LSM, organisasi profesi, dan swasta.
Dari uraian tersebut, maka dalam membangun kemitraan kesehataan secara konsep terdiri dari tiga tahap.
  1. Tahap pertama adalah kemitraan lintas program di lingkungak sektor kesehatan sendiri: direktorat promosi kesehatan, kesehatan keluarga, P2M, lingkungan, gizi, dan sebagainya.
  2. Tahap kedua adalah kemitraan lintas sektor di lingkungan institusi pemerintahaan: departemen kesehatan,pendidikan nasional, pertanian, kehutanan, dan sebagainya.
  3. Tahap ketiga adalah membangun kemitraan yang lebih luas, lintas program, lintas sektor, lintas bidang, dan lintas irganisasi, yang mencakup:
  1. Unsur pemerintah
  2. Unsur dunia usaha (bisnis)
  3. Unsur LSM dan organisasi masa
  4. Unsur organisasi profesi

Kemitraan bukanlah sebagai output atau tujuan, tetapi bukanlah juga sebuah proses, namun adalah suatu sistem. Artinya dalam mengembangkan konsep kemitraan dapat menggunakan pendekatan sistem, yaitu:
  1. Input
Input sebuah kemitraan adalah semua sumber daya yang dimiliki oleh masin-masing unsur yang terjalin dalam keitraan, terutama sumber daya manusia, dan sumber daya yang lain seperti dana, sistem informasi, eknologi, dan sebagaian.

  1. Proses
Proses dalam kemitraan pada hakikatnya adalah kegiatan-kegiatan untuk membangun kemitraan tersebut. Kegiatan-kegitan untuk membangun kemitraan antara lain melalui seminar, lokakarya, pelatihan, semiloka, dan sebagainya.
  1. Output
Adalah terbentuknya janringan kerja atau networking, aliansi, forum, dan sebagainya terdiri dari berbagai unsur seperti telah disebutkan di atas. Di samping di uraian tugas dan fungsi untuk masing-masing anggota (mitra) juga merupakan output kemitraan tersebut.



  1. Outcome
Outcome adalah dampak dari kemitraan terhadap peningkat kesehatan masyarakat. Oeh sebab itu, outcome kemitraan dapat dilihat dari indikator-indikator derajat kesehatan masyarakat, yang sebenarnya merupakan akumulasi dampak dari upaya-upaya lain di samping kemitraan. Dengan demikian outcome kemitraan adalah menurunnya angka atau indikator kesehatan (positif), misalnya menikatnya status gizi anak balita, meningkatnya kepemilikan jamban keluarga, meningkatnya persentase penduduk yang terakses air bersih, dan sebagainya.

  1. Model-model Kemitraan

Dari berbagai pengalaman pengembangan kemitraan di sektor kesehatan yang ada, secara umum dikelompokkan menjadi dua.

  1. Model I
Model kemiraan yang paling sederhana adalah dalam bentuk jaring kerja (networking) atau sering juga di sebut building linkages. Kemitraan semacam ini hanya dalam bentuk jaringan kerja (networkin) saja. Masing-masing mitra atau institusi telah mempunyai program sendiri mulai dari merencanakannya, melakukan, atau mengevaluasinya. Oleh karena adanya persamaan pelayanan atau karakteristik yang lain di antara mereka, maka di bentuklah jaringan kerja. Sifat kemitraan ini sering juga di sebut koalisasi, misalnya: Koalisasi Indonesia Sehat, Forum Promosi Kesehatan Indonesia.
  1. Model II
kemitraan model ini lebih baik dan solid, masing-masing anggota (mitra) mempunyai tanggung jawab yang lebih besar terhadap program atau kegiatan bersama. Oleh sebab itu, visi misi, dan kegiatan-kegiatan dalam mencapai tujuan kemitraan tersebut harus di rencanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi bersama. Contoh: Gerakan Terpadu Nasional (GERDUNAS) TB. Paru, dan Gebrak Malaria (Rollback Malatia). Gerdunas dan gerakan malaria adalah suatu program pemberantasan TB Paru dan malaria yang di rancang dan yang di laksanakan bersama oleh lintas program dan sektor.
Langkah-langkah Penanggulangan Kemitraan
  1. Melakukan identifikasi stakeholder (mitra dan pelaku potensial)
  2. Membangun jaringan kerja sama antarmitra kerjasama dalam upaya mencapai tujuan.
  3. Memadukan jaringan kerja sama antar mitra kerja dalam upaya mencapai tujuan.
  4. Melaksanakan kegiatan terpadu
  5. Menyelenggarakan pertemuan berkala untuk perencanaan, pemantauan, penilaian, dan pertukaran informasi.