Tiada hentinya ku terkagum
Menatap indahnya sosokmu yang tersenyum
Sang dewi yang selalu kupuja
Sang bidadari yang senantiasa kutinggikan
Kehadiranmu menentramkan sukma
Senyumanmu menghangatkan jiwa
Merasuk dengan sangat dalam di hati
Entah apalah jadinya diri ini tanpa kehadiranmu
Kaulah penjagaku dari gelapnya malam
Perisaiku kala badai mengguncang dan menerpa
Pelindung diriku dari siksaan dunia
Penyelamatku dari kehampaan belaka
Kaulah yang menghangatkanku kala dingin menusuk tulang
Kaulah yang mengangkatku dari laut yang kelam
Kaulah kekuatanku dalam cahaya terang
Kaulah surgaku, tempatku tersenyum
Yang telah buat segalanya lebih berwarna
Tidakkah kau jenuh?
Tidakkah kau merasa kesal padaku?
Aku yang senantiasa mempersulit dirimu
Aku yang selalu menimbulkan kesalahan dalam setiap permasalahan
Yang kerap kali secara sadar dan tidak
Menghujamkan belati padamu
Yang tiada henti buat bulir air matamu tiada arti
Tidakkah kau benci padaku?
Hingga inginkanku pergi saja dari hidupmu
Menuju jurang yang tak berujung
Buatku gemetar, meratap dalam kefanaan?
Tidakkah?
Kau sungguhlah dewi nan mulia
Tiada pernah terlintas barang setitik saja di benakmu
Tuk hadapkan diriku pada keganasan bumi
Atau ketajaman duri yang menusuk
Sekalipun diri ini telah berulang kali goreskan luka tajam
Apalah diri ini tanpa kau dan kasihmu?
Seuntaian kasihmu
Sudah cukup buatku melayang ke awang-awang
Mengembangkan sebuah senyum tulus
Berbahagia dengan kehadiranmu di sisiku
Mungkin aku bukan seorang pujangga
yang dapat ungkapkan rasa dengan kata-kata puitis nan indah
Mungkin aku bukan seorang pemusik
yang dapat dendangkan lagu-lagu pujian nan syahdu bagimu
Namun ku masih mampu
Tuk ungkapkan sepenggalan kata penuh arti
AKU SAYANG PADAMU
dan SANGAT BERSYUKUR ATAS KEHADIRANMU DI SISIKU
Menatap indahnya sosokmu yang tersenyum
Sang dewi yang selalu kupuja
Sang bidadari yang senantiasa kutinggikan
Kehadiranmu menentramkan sukma
Senyumanmu menghangatkan jiwa
Merasuk dengan sangat dalam di hati
Entah apalah jadinya diri ini tanpa kehadiranmu
Kaulah penjagaku dari gelapnya malam
Perisaiku kala badai mengguncang dan menerpa
Pelindung diriku dari siksaan dunia
Penyelamatku dari kehampaan belaka
Kaulah yang menghangatkanku kala dingin menusuk tulang
Kaulah yang mengangkatku dari laut yang kelam
Kaulah kekuatanku dalam cahaya terang
Kaulah surgaku, tempatku tersenyum
Yang telah buat segalanya lebih berwarna
Tidakkah kau jenuh?
Tidakkah kau merasa kesal padaku?
Aku yang senantiasa mempersulit dirimu
Aku yang selalu menimbulkan kesalahan dalam setiap permasalahan
Yang kerap kali secara sadar dan tidak
Menghujamkan belati padamu
Yang tiada henti buat bulir air matamu tiada arti
Tidakkah kau benci padaku?
Hingga inginkanku pergi saja dari hidupmu
Menuju jurang yang tak berujung
Buatku gemetar, meratap dalam kefanaan?
Tidakkah?
Kau sungguhlah dewi nan mulia
Tiada pernah terlintas barang setitik saja di benakmu
Tuk hadapkan diriku pada keganasan bumi
Atau ketajaman duri yang menusuk
Sekalipun diri ini telah berulang kali goreskan luka tajam
Apalah diri ini tanpa kau dan kasihmu?
Seuntaian kasihmu
Sudah cukup buatku melayang ke awang-awang
Mengembangkan sebuah senyum tulus
Berbahagia dengan kehadiranmu di sisiku
Mungkin aku bukan seorang pujangga
yang dapat ungkapkan rasa dengan kata-kata puitis nan indah
Mungkin aku bukan seorang pemusik
yang dapat dendangkan lagu-lagu pujian nan syahdu bagimu
Namun ku masih mampu
Tuk ungkapkan sepenggalan kata penuh arti
AKU SAYANG PADAMU
dan SANGAT BERSYUKUR ATAS KEHADIRANMU DI SISIKU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar