Tugas ISD
Kelompok 3
Ketu Kelompok : I Ketut Agus Hida Purwadi (PSIK A)
Penulis : Haedar Putra (PSIK A)
Anggota kelompok :
Ø Desilia Puspita (PSIK A)
Ø Hafif Rohman (PSIK A)
Ø Juliana (PSIK A)
Ø Sholikul Mutohar (PSIK B)
Ø Wahyu Tri Astuti (PSIK B)
Ø Wahyu Wiji Lestari (PSIK B)
Pemuda dan Sosialisasi
Definisi Pemuda
Pemuda
adalah golongan manusia-manusia mudah yang masih memerlukan pembinaan dan
pengembangan diri ke arah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan dan mengisi
pengembangan yang kini telah berlangsung.
Pemuda
merupakan generasi penerus bangsa, penerus tradisi, penerus kebudayaan dan
merupakan calon pengganti generasi terdahulu. Sudah seharusnya pemuda di bina
dan di siapkan sebaik-baiknya. Karena pemuda adalah aset terbesar sebuah
bangsa.
Kategori Manusia
Indonesia
· Dilihat dari segi budaya atau
fungsionalnya maka dikenal istilah anak, remaja dan dewasa dengan perincian
sebagai berikut :
ü Masa bayi : 0 – 1 tahun
ü Masa anak : 1 – 12 tahun
ü Masa puber : 12 – 15 tahun
ü Masa pemuda : 15 – 21 tahun
ü Masa dewasa : 21 tahun keatas.
· Dilihat dari segi budaya atau fungsionalnya maka dikenal istilah anak,
remaja dan dewasa, dengan perincian sebagai berikut :
ü Golongan anak : 0 – 12 tahun
ü Golongan remaja : 13 – 18 tahun
ü Golongan dewasa : 18 (21) tahun
keatas.
· Usia 0 – 18 tahun adalah merupakan
sumber daya manusia muda, 16 - 21 tahun
keatas dipandang telah memiliki kematangan peribadi dan 18 (21) diperbolehkan
untuk menjadi pegawai baik pemerintah maupun swasta.
· Dilihat dari segi idiologis politis,
generasi muda adalah mereka yang berusia 18 – 30 – 40 tahun, karena merupakan
calon pengganti calon generasi terdahulu.
· Pengertian pemuda berdasarkan umur
lembaga dan serta ruang lingkup tempat pemuda berada terdiri atas 3 kategori
yaitu :
1. Siswa, usia antara 6 – 18 tahun, masi
duduk dibangku sekolah.
2. Mahasiswa antara 18 – 25 tahun,
berada di perguruan tinggi dan akademi.
3. Pemuda diluar lingkungan sekolah
maupun perguruan tinggi yaitu mereka yang berusia 15 – 30 tahun keatas.
Peran Pemuda
Peran pemuda
dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Didasarkan atas usaha pemuda untuk
menyesuaikan diri dengan tuntutan tuntutan lingkungan. Pemuda dalam hal ini
dapat berperan sebagai penerus tradisi dengan jalan menaati tradisi yang
berlaku.
2. Didasarkan usaha menolak meyesuaikan
diri dengan lingkungan. Peran pemuda jenis ini dapat dirinci dalam tiga sikap,
yaitu :
a. Pemuda “ pembangkit” mereka adalah
pengurai atau pembuka kejelasan dari
suatu masalah sosial. Mereka secara tidak langsung mengudah masyarakat dan
kebudayaan.
b. Pemuda nakal, mereka tidak berniat
mengadakan perubahan, baik budaya maupun pada masyarakat, tetapi hanya berusaha
memperoleh manfaat dari masyarakat dengan
melakukan tindakan menguntungkan bagi dirinya sekalipun dalam
kenyataannya merugikan.
c. Pemuda Radikal, mereka berkeinginan
besar untuk mengubah masyarakat dan kebudayaan lewat cara-cara radikal,
revolusioner.
Kedudukan Pemuda
Kedudukan pemuda dalam masyarakat
adalah sebagai :
1. Mahluk Moral, artinya beretika,
bersusila, dijadikan sebagai barometer moral kehidupan bangsa dan prngoreksi.
2. Sebagai Mahluk Sosial artinya pemuda
tidak dapat berdiri sendir, hidup bersama-sama, dapat menyesuaikan diri dengan
norma-norma, kepribadian dan pandangan hidup yang dianut masyarakat.
3. Sebagai Mahluk Individual artinya
tidak melakukan kebebasan sebebas-bebasnya, tetapi disertai oleh ras tanggung jawab terhadap diri sendiri, terhadap
masyarakat, terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Sosialisasi Pemuda
·
Melalui
proes sosialisasi, seorang pemuda akan terwarnai cara berpikir dan
kebiasaan-kebiasaan hidupnya.dengan demikian tingkah laku manusia dapat di
ramalkan. Dengan proses sosialisasi, seseorang menjadi tahu bagaimana ia mesti
harus bertingkah laku ditengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya.
·
Dalam
hal ini sosialisasi diartikan sebagai proses yang membantu individu melalui
belajar dan meyesuaikan diri, bagaimana cara hidup dan bagaimana cara berfikir
kelompoknya agar dapat berperan dan berfungsi dalam kelompknya. Sosialisasi merupakan
salah satu proses belajar kebudayaan dan anggota masyarakat dan hubungannya
dengan sistem sosial.
·
Proses
sosialisasi banyak ditentukan oleh susunan dan kebudayaan dan lingkungan sosial
yang bersangkutan. Berbeda dengan inkulturasi yang mementingkan nilai-nilai dan
norma-norma kebudayaan dalam jiwa individu, sosialisasi dititik beratkan pada
soal individu dalam kelompok melalui pendidikan dan perkembangannya.
·
Kesadaran
terhadap diri sendiri membuat timbulnya sebutan “aku” atau “ saya” sebagai kedirian subyektif yang sulit
dipelajari. Asal mula kedirian :
1. Dalam proses sosialisasi mendapat
bayangan dirinya, yaitu setelah memperhatikan cara orang lain memandang dan
memperlakukan dirinya. Misalnya ; atau sebaliknya, dia disayangi, baik budi dan dapat dipercaya.
2. Dalam proses sosialisasi juga dapat
membentuk pendirian yang ideal. Orang bersangkutan mengetahui dengan pasti
apa-apa yang harus ia lakukan agar dapat memperoleh penghargaan dari orang
lain.
Internalisasi,
Belajar dan Spesialisasi
·
Ketiga
kata atau istilah tersebut pada dasarnya memiliki pengertian yang hampir sama. Peroses
berlangsungnyan sama yaitu melalui interaksi sosial.
ü Istilah internalisasi lebih
ditekankan pada norma-norma individu yang menginternalisasikan norma-norma
tersebut.
ü Istilah belajar ditekankan pada
perubahan tingkah laku, yang semula tidal dimiliki sekarang telah dimiliki oleh
seseorang individu.
Interkasi Sosial
A.
Keluarga
Ø Pertama – tama yang dikenal oleh
anak-anak adalah ibunya, bapaknya dan saudara-saudaranya. Kebijaksanaan orang
tua yang baik dalam proses sosialisasianak, antara lain :
1. Berusaha dekat dengan anak-anaknya
2. Mengawasi dan mengendalikansecara
wajar agar anak tidak merasa tertekan
3. Mendorong anak agar mampu membedakan benar dan salah, baik dan buruk
4. Memberikan keteladan yang baik
5. Menasehati anak-anak jika melakukan kesalahan-kesalahan dan tidak menjatuhkan hukuman diluar batas kewajaran
6. Menanamkan nilai-nilai religi baik
dengan mempelajari agama maupun menerpakan ibadah dalanm
keluarga.
B.
Sekolah
Ø pendidikan disekolah merupakan wahana
sosialisasi sekunder dan merupakan tempat berlangsungnya peroses sosialisasi
secara formal. Robert Dreeben berpendapat bahwa yang dipelajari seseorang anak
disekolah tidak hanya membaca, menulis, dan berhitung saja namun juga mengenai
kemandirian (independence), prestasi (achievement) dan kekhasan / spesifitas (specyfity).
C. Teman Bermain (kelompok)
Ø Kelompok bermain mempunyai pengaruh
yang besar dan berperan kuat dalam pembentukan kebribadian anak. Dalam kelompok bermain anak akan belajar
bersosialisasi dengan teman sebayanya.
D. Media Masa
Ø Media masa seperti media cetak,
radio, film, dan vidio. Besarnya pengaruh media masa sangat tergantung dari
kualitas dan frekuensi pesan yang disampaikan.
E.
Lingkunga Kerja
Ø Lingkungan kerja merupakan media
sosialisasi yang terakhir cukup kuat dan efektif mempengaruh pembentukan
kepribadian seseorang.
Faktor-Faktor
Interaksi Sosial
1.
Imitasi
Ø Imitasi adalah proses social atau
tindakan seseorang yang meniru orang lain melaui sikap, penampilan atau gaya
hidup, bahkan apa saja yang dimiliki oleh orang lain.
a. Dalam lingkungan keluarga
Contohnya
: cara berbicara
b. Dalam lingkungan masyarakat
Contihnya : gaya rambut dan pakaian
2.
Sugesti
Ø Sugesti adalah rangsangan, pengaruh
atau stimulasi yang diberikan oleh seseorang individu kepada individu lainnya,
sehinggga orang yang diberi sugesti melakdanakan apa yang disugestikannya tanpa
berpikir lagi secara kritis dan rasional.
Ø Sugesti terbentuk berasal dari
orang-orang yang berwibawa, kekuasaan, maupun pengaruh besar, dalam lingkungan
sosial. Misalnya, ulama, ketua adat, cendikiawan, sesepuh kampung, dan
sebagainya.
Ø Sugesti akan berlangsung cepat atau lam bat dipengaruhi oleh hal-hal berikut
:
a. Usia
b. Kemampuan intelektual
c. Keadaan fisik
d. Kepribadian
Ø Orang untuk tersugesti diantaranya
sebagai berikut :
a. Kurang bersikap kritis
b. Berpendidikan rendah
ü Pemberi sugesti mempunya otoritas. Contohnya
nasihat ulama akan lebih didengar dan dipatuhi dari pada nasihat tokoh
intelektual.
c. Orang yang dalam keadaan ragu-ragu
3.
Identifikasi
4.
Simpati
5.
Empati
6.
Motivasi
Masalah-masalah Generasi Muda
1. Menurunnya jiwa nasionalisme,
idealisme dan patriotisme di kalangan generasi muda
2. Kekurang pastian yang dialami oleh
generasi muda terhadap masa depannya
3. Belum seimbangnya jumlah generasi
muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia
4. Kurangnya lapangan dan kesempatan
kerja.
5. Kurangnya gizi yang dapat menghambat
pertumbuhan badan dan perkembangan kecerdasan.
6. Masih banyaknya perkawinan-perkawinan
di bawah umur.
7. Pergaulan bebas.
8. Adanya generasi muda yang menderita
fisik dan mental
9. Meningkatnya kenakalan remaja,
penyalahgunaan narkotika.
10. Belum adanya peraturan
perundang-undangan yang menyangkut generasi muda.
Pendidikan dan Perguruan Tinggi
Ø Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar agar seperti didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan sepiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Ø Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggaraan pendidikan tinggi. Peserta didik
perguruan tinggi disebut mahasiswa. Sedangkan tenaga pendidik perguruan tinggi
disebut dosen.
ü Mrurut jenisnya, perguruan tinggi
dibagi menjadi dua :
1. Perguruan tinggi negeri adalah perguruan tinggi yang pengolaan dan regulasinya
dilakukan oleh negara,
2. Perguruan tinggi swasta adalah perguruan tinggi yang pengolaan dan regulasinya
dilakukan oleh swasta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar